26
1 A. JUDUL Efektifitas Krim Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Valet) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) B. LATAR BELAKANG MASALAH Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat, 2003). Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat mempengaruhi seluruh sistem tubuh pasien. Pada pasien dengan luka bakar luas (mayor) tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam komplikasi yang memerlukan penanganan khusus (Effendi, 1999). Berdasarkan catatan journal of burn care and rehabilitation edisi 1992, diperkirakan ada 2,4 juta kasus luka bakar dalam setahun di Amerika Serikat. Dari jumlah tersebut ada 650.000 yangditangani oleh ahli medis dan 75.000 ditangani di rumah dan 12.000-nya berakhir dengan kematian (Mer, 2003). Menurut Riset Kesehatan Dasar Depkes RI (2008), prevalensi kejadian luka bakar di Indonesia sebesar 2,2%. Prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Riau sebesar 3,8%. Menurut kelompok umur,

Documenty

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Documenty

1

A. JUDUL

Efektifitas Krim Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Valet) terhadap

Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak

dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik dan radiasi

(Moenadjat, 2003). Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan

kulit, tetapi juga amat mempengaruhi seluruh sistem tubuh pasien. Pada

pasien dengan luka bakar luas (mayor) tubuh tidak mampu lagi untuk

mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam komplikasi yang

memerlukan penanganan khusus (Effendi, 1999).

Berdasarkan catatan journal of burn care and rehabilitation edisi

1992, diperkirakan ada 2,4 juta kasus luka bakar dalam setahun di Amerika

Serikat. Dari jumlah tersebut ada 650.000 yangditangani oleh ahli medis dan

75.000 ditangani di rumah dan 12.000-nya berakhir dengan kematian (Mer,

2003). Menurut Riset Kesehatan Dasar Depkes RI (2008), prevalensi

kejadian luka bakar di Indonesia sebesar 2,2%. Prevalensi tertinggi terdapat

di provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Riau sebesar 3,8%.

Menurut kelompok umur, prevalensi luka bakar paling banyak dijumpai

pada kelompok umur di bawah satu tahun/bayi (3,3%). Kebanyakan luka

bakar terjadi di rumah ketika memasak atau di kamar mandi karena air

panas atau penggunaan alat elektronik yang yang tidak sesuai. Luka bakar

juga dapat terjadi di lingkungan industri. Anak-anak dan lansia memiliki

resiko tinggi terhadap cedera luka bakar. Kedua kelompok ini memiliki kulit

yang tipis dan rapuh, sehingga kontak dalam waktu yang sebentar dengan

sumber panas dapat mengakibatkan luka bakar ketebalan penuh. Peluang

untuk bertahan hidup lebih besar pada anak yang lebih tua dari 5 tahun dan

pada orang dewasa yang kurang dari 40 tahun (Smeltzer & Bare, 2000).

Semua luka bakar (kecuali luka bakar ringan atau luka bakar derajat

I) membutuhkan penanganan medis yang segera karena beresiko terhadap

infeksi, dehidrasi dan komplikasi serius lainnya (Balletto et al, 2001).

Page 2: Documenty

2

Pengobatan luka bakar pada umumnya sangat mahal dan membutuhkan

waktu yang lama. Hal ini menyebabkan banyak orang yang mencari

pengobatan lain seperti obat herbal yang tidak menimbulkan efek samping.

Prinsip back to nature semakin populer di era modern ini. oarng menyakini

hidup lebih sehat dengan memanfaatkan bahan-bahan alami. demikianpun

dalam dunia kesehatan, dengan kemajuan ilmu pengobatan, justru banyak

orang berpaling ke pengobatan tradisional. efek samping obat-obatan kimia

yang sering kali menimbulkan masalah baru yang tak kalah berat, menjadi

salah satu pendorong berkembangnya pengobatan tradisional ini Pengobatan

tradisional juga lebih murah. obat atau ramuan untuk kasus-kasus yang umum

terjadi bahkan bisa dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh.

ramuan tradisional juga relatif aman hingga orang tak perlu risau akan efek

samping Sayangnya masyarakat umum masih kekurangan pengetahuan dan

informasi tentang berbagai jenis tanaman obat Penggunaan bahan alam, baik

itu digunakan untuk obat maupun untuk tujuan yang lain juga semakin

meningkat, terlebih lagi adanya isu back to nature. Pemerintah dalam hal ini

Departemen Kesehatan juga mendukung pengobatan tradisional yang

berkembang di Indonesia, terutama untuk mengantisipasi harga obat yang

mahal. Untuk itu, telah terbit Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang

pembentukan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional

(Sentra P3T) (Dalimartha, 2000).

Salah satu dari keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk

dikembangkan sebagai obat tradisional adalah Kunyit (Curcuma Domestica

Valet). Curcuma Domestica Valet mengandung  a. zat warna kurkuminoid

yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4% yang terdiri

dari Curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin dan

bisdesmetoksikurkumin.

b. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana

turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol,

atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen.

c. Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar

d. Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal,

seng, kobalt, aluminium dan bismuth (Sudarsono et.al, 1996). Minyak  atsiri 

mempunyai efek koleretik dan bakteriostatika, sedangkan kurkuminoid

Page 3: Documenty

3

bersifat kolekinetik.Penelitian terhadap ekstrak kunyit dalam etanol 50%

yang diberikan pada kultur sel hepar yang telah diberi karbon tetraklorida

atau galaktosamin sebagai senyawa hepatotoksik menunjukkan adanya

perbaikan yang nyata. Kunyit diketahui pula mempunyai efek sebagai anti

radang, baik lokal maupun sistemik yang ditimbulkan oleh curcuminoid

Minyak atsiri kunyit mempunyai aktivitas anti bakteri terhadap Eschericia

coli dan anti jamur terhadap Candida albicans. Rimpang kunyit mempunyai

efek antifertilitas pada tikus karena adanya minyak atsiri dan kurkuminoid,

sedangkan efek anti koagulan disebabkan oleh kurkuminoid.  Disamping itu

kurkuminoid berefek sebagai anti oksidan dan anti koagulan, sedangkan

kandungan minyak atsiri  turmeron dan ar-turmeron mempunyai aktivitas

antiserangga (insect repellant).  Rimpang kunyit sendiri diketahui

mempunyai efek anti botulinus.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh krim

ekstrak Curcuma Domestica Valet terhadap penyembuhan luka bakar.

Ekstrak Curcuma Domestica Valet dibuat dalam sediaan krim, sediaan krim

yang digunakan adalah tipe minyak dalam air. Krim tipe minyak dalam air

cocok untuk luka bakar karena mempunyai kemampuan mengabsorbsi

cairan yang keluar dari dalam kulit terbuka. Selain itu, krim tipe minyak

dalam air mudah dicuci, tidak meninggalkan bekas pada kulit atau pakaian

dan menimbulkan rasa nyaman dan dingin setelah air menguap pada daerah

yang digunakan (Lachman, 1994).

C. PERUMUSAN MASALAH

Daun Curcuma Domestica Valet mengandung senyawa kimia

steroid bufadienolide yang mempunyai efek antibakteri, tanin untuk

mempresipitasikan protein dan saponin untuk memacu pembentukan

kolagen. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah krim

ekstrak daun Curcuma Domestica Valet dapat mempercepat penyembuhan

luka bakar pada tikus putih (Rattus norvegicus). Parameter penyembuhan

lukanya adalah waktu sembuh dan persentase penyembuhan luka dari waktu

Page 4: Documenty

4

ke waktu dengan didukung data preparat histologis yaitu kepadatan serabut

kolagen, ketebalan epitel dan jumlah fibroblast.

D. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas krim ekstrak

daun Curcuma Domestica Valet terhadap penyembuhan luka bakar pada

tikus putih (Rattus norvegicus) dengan parameter penyembuhan lukanya

adalah waktu sembuh dan persentase penyembuhan luka dari waktu ke

waktu dengan didukung data preparat histologis yaitu kepadatan serabut

kolagen, ketebalan epitel dan jumlah fibroblast.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Dihasilkan sebuah artikel ilmiah dari hasil penelitian ini yang berguna

sebagai referensi ilmiah tentang efek daun Curcuma Domestica Valet

terhadap luka bakar.

2. Bila terbukti krim ektrak Curcuma Domestica Valet berpengaruh

terhadap penyembuhan luka bakar, maka potensial untuk dipatenkan

sebagai obat alternatif yang ekonomis, efisien dan efektif untuk

penanganan luka bakar.

F. KEGUNAAN

1. Memberikan referensi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut bagi

pengembangan daun Curcuma Domestica Valet sebagai agen

penyembuh luka bakar.

2. Apabila terbukti lebih efektif mempercepat penyembuhan luka bakar

maka krim ekstrak daun Curcuma Domestica Valet ini sangat potensial

untuk diaplikasikan di masyarakat sebagai agen penyembuh luka bakar

setelah dilakukan penelitian pada subyek manusia.

G. TINJAUAN PUSTAKA

Page 5: Documenty

5

1. Kulit

Kulit merupakan suatu bangunan pembungkus tubuh dan

pelindung organ-organ di dalamnya yang memiliki luas permukaan

pada orang dewasa kurang lebih 1,5 m² (Wasitaatmadja, 2007). Secara

anatomis kulit tersusun atas tiga lapisan pokok (lapisan epidermis,

dermis dan subkutis) dan alat-alat tambahan (kulit adalah kuku, rambut,

kelenjar sebasea dan apokrin (Corwin, 2001).

Secara histologi, kulit tersusun dari bermacam jaringan yang

pada tiap-tiap lapisan kulit berbeda jenisnya. Epidermis disusun oleh

epitel gepeng berlapis tanduk yang terdiri dari 4 jenis yaitu : keratinosit,

melanosit, sel langerhans dan sel merkel. Dermis disusun oleh 2

jaringan ikat yaitu : lapisan papiler di permukaan dan lapisan retikuler

dibawahnya. Lapisan retikuler adalah bagian paling dominan dermis

yang tersusun dari banyak serat kolagen kasar, elastin dan sedikit

retikulin. Sedangkan lapisan papiler tersusun dari serat kolagen halus,

elastin dan retikulin. Lapisan terakhir, subkutis tersusun oleh jaringan

ikat longgar dan jaringan lemak (adipose) (Dharmojono, 2002).

2. Luka Bakar

Menurut Moenadjat (2003), luka bakar dibedakan menjadi tiga

yaitu luka bakar derajat I, luka bakar derajat II dan luka bakar derajat

III. Luka bakar derajat I dengan kerusakan terbatas pada bagian

superfisial epidermis, kulit kering, hipermik memberikan floresensi

berupa eritema, tidak melepuh, nyeri karena ujung saraf sensorik

teriritasi. Luka bakar derajat II dengan kerusakan yang terjadi pada

epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai

proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat. Luka

bakar derajat III dengan kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis

dan lapisan yang lebih dalam, apendises kulit seperti folikel rambut,

kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit

berwarna abu-abu atau coklat, kering.

3. Penyembuhan Luka Bakar

Page 6: Documenty

6

Proses penyembuhan luka dapat dibagi dalam 3 fase yaitu fase

inflamasi, fase proliferasi dan fase maturasi. Fase inflamasi berlangsung

sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Pembuluh darah yang terputus

pada luka akan menyebabkan pendarahan dan tubuh akan

menghentikannya dengan vasokontriksi, pengerutan ujung pembuluh

darah yang terputus dan reaksi hemostatis (Syamsuhidayat dan Jong,

1997). Fase proliferasi berlangsung sampai minggu ketiga. Pada fase

proliferasi luka dipenuhi sel radang, fibroplasia dan kolagen,

membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol

halus yang disebut granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal

terlepas dari dasar dan mengisi permukaan luka, tempatnya diisi sel

baru dari proses mitosis, proses migrasi terjadi ke arah yang lebih

rendah atau datar (Syamsuhidayat dan Jong, 1997). Fase maturasi

terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali

jaringan yang berlebih, pengerutan karena gaya gravitasi dan berakhir

dengan adanya jaringan yang baru terbentuk. Fase ini berakhir bila

semua tanda radang sudah hilang. Selama proses ini dihasilkan jaringan

parut yang pucat, tipis dan mudah digerakkan dari dasar. Pada akhir

fase, adanya luka kulit mampu menahan regangan 80% dari kulit

normal. Fase ini berlangsung 3-6 bulan (Syamsuhidayat dan Jong,

1997).

4. Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata)

Curcuma Domestica Valet mengandung alkaloid, triterpenes,

glikosida, flavonoid, polifenol, tannin, saponin, steroid, triterpenoid dan

lipid. Sedangkan pada daunnya mengandung senyawa kimia steroid

yang berupa bufadienolides. Bufadienolides pada Curcuma Domestica

Valet memiliki potensi untuk digunakan sebagai antibakteri, antitumor,

pencegah kanker, dan insektisida (Supratman, 2001; Lana, 2005).

Tanin merupakan zat anti bakteri yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan (Sumarnie, dkk., 2010). Tanin tidak hanya berefek untuk

pengelat tapi juga digunakan untuk perlindungan karena mempunyai

daya antiseptik. Tanin digunakan juga untuk pengobatan luka bakar

Page 7: Documenty

7

dengan cara mempresipitasikan protein dan karena ada daya

antibakterinya (Masduki, 1996). Senyawa yang terpenting dan telah

diteliti mempunyai efek menyembuhkan luka terbuka atau luka bakar

adalah senyawa golongan triterpen saponin dengan memacu

pembentukan kolagen (Chandel and Rastogi, 1979).

Beberapa penelitian menyebutkan Curcuma Domestica Valet

mampu mencegah infeksi (antimikroba) (Hidayati, 2006; Barata, 2009).

Ekstrak metanol akar Curcuma Domestica Valet mempunyai

kemampuan antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia

coli, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans (Quazi et al.,

2011). Akinpelu (2000) dalam penelitiannya menemukan bahwa 60%

ekstrak metanol daun Curcuma Domestica Valet mampu menghambat

pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 25 mg/ml.

Selain itu, ekstrak etanol Curcuma Domestica Valet terbukti

bisa menyembuhkan luka eksisi. Dimana pada hari ke-11 terlihat

penyembuhan area luka hewan percobaan yang diberi ekstrak etanol

daun Curcuma Domestica Valet mencapai 85,3%, pada kontrol

negative yang diberi petroleum jelly sebesar 68,0% dan pada kontrol

positif yang diberi mupirocin ointment sebesar 85,5%. Penyembuhan

luka menggunakan ekstrak etanol daun Curcuma Domestica Valet

lebih cepat karena mengandung bufadienolide (tipe dari steroidal

glycoside) (Nayak et al., 2010).

H. METODE PENELITIAN

1. Variabel penelitian

a. Variable bebas : kadar krim ekstrak Curcuma Domestica

Valet 2,5% ,5% dan 7,5%

b. Variable terikat : waktu sembuh, presentase penyembuhan

luka bakar kepadatan kolagen, ketebalan epitel dan jumlah fibroblast

c. Variable terkendali :

Page 8: Documenty

8

1) Subyek penelitian adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

galur Spargue Dawley (umur 6-8 minggu dan berat 180-230

gram )

2) Faktor genetik menggunakan tikus satu galur yaitu dari galur

Spargue Dawley dan proses pengambilan menggunakan

randomisasi.

3) Kondisi pakan dan kandang sama.

2. Model yang digunakan

Model penelitian ini adalah eksperimental terhadap hewan uji.

3. Teknik pengumpulan data

a. Pembuatan sediaan krim ekstrak Curcuma Domestica Valet

Pembuatan krim ekstrak Curcuma Domestica Valet dilakukan di

Laboratorium Farmasetika Prodi Farmasi FKIK UMY . Komposisi

100 gram krim sebagai berikut:

BAHAN Kadar Ekstrak dalam krim0% 2,5% 5% 7,5%

Ekstrak Curcuma Domestica Valet

0 gram 2,5 gram 5 gram 7,5 gram

Asam stearat 15 gram 15 gram 15 gram 15 gramGliserin 10 gram 10 gram 10 gram 10 gramTEA 1,5 gram 1,5 gram 1,5 gram 1,5 gramMetilparaben 0,10 gram 0,10 gram 0,10 gram 0,10 gramPropel paraben 0,05 gram 0,05 gram 0,05 gram 0,05 gramAir hingga 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram

b. Pengelompokan hewan uji

Sebanyak 36 ekor tikus ditimbang dan dibagi secara acak

menjadi 6 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 ekor, yaitu:

Kelompok I sebagai kontrol negatif (tanpa perlakuan), Kelompok II

sebagai kontrol negatif (krim ekstrak Curcuma Domestica Valet

0%), Kelompok III adalah kontrol positif (Bioplacenton®),

Kelompok IV diberi krim ekstrak Curcuma Domestica Valet 2,5 %,

Kelompok V diberi krim ekstrak Curcuma Domestica Valet 5 %

dan Kelompok VI diberi krim ekstrak Curcuma Domestica Valet

7,5 %.

c. Induksi luka bakar termal

Page 9: Documenty

dx (1) + dx (2) + dx (3) + dx (4)

dx = 4

9

Punggung tikus dicukur bersih sehingga memungkinkan

untuk dibuat luka bakar termal berdiameter 20mm. tikus dianastesi

menggunakan aether secara inhalasi menggunakan sungkup/masker

anastesia dan toples besar, kemudian tikus diinduksi untuk membuat

luka bakar thermal dengan alat penginduksi luka bakar termal 80

watt, 240 volt bersuhu 100 C yang berdiameter 20 mm selama 10

detik (Prakarsa, 2010).

d. Pemberian perlakuan krim ekstrak Curcuma Domestica Valet

Sesaat setelah induksi luka bakar kimiawi, luka yang terjadi

diukur diameternya (pengambilan data awal) kemudian tikus diberi

perlakuan sesuai kelompoknya. Kelompok I dibiarkan tanpa

perlakuan, kelompok II diolesi krim ekstrak Curcuma Domestica

Valet 0% , kelompok III diolesi Bioplacenton® dan kelompok IV, V,

VI diolesi krim ekstrak Curcuma Domestica Valet 2,5%, 5% dan

7,5%. Pemberian semua perlakuan topikal dilakukan setiap hari

sampai luka sembuh.

e. Pengamatan dan pengambilan data

Pengamatan dan pengambilan data makroskopis dilakukan

dengan pengukuran diameter luka setiap hari terus-menerus sampai

luka sembuh dengan indikatornya diameter luka menjadi nol.

Luka yang terjadi diukur diameternya (dalam mm) dengan

cara dihitung rata-ratanya menggunakan rumus :

keterangan:dx : diameter luka hari ke-x (dalam mm)dx (1),(2),(3) dan (4) : diameter luka diukur dalam berbagai arah

(lihat gambar di bawah).

Page 10: Documenty

d12 - dx2

Px = x 100 % d1

2

10

f. Pembuatan dan pengamatan Preparat Histologi

Pembuatan preparat histologi dilakukan di Laboratorium PA FK

UGM dan pengamatannya di lakukan di Laboratorium Histologi

FKIK UMY.

4. Analisis Data

Metode untuk menilai waktu penyembuhan luka bakar adalah

modifikasi metode Morton yaitu waktu penyembuhan dihitung dalam

hari berdasarkan pada indikator kesembuhan. Indikator kesembuhan

adalah diameter luka yang diukur dan persentase penyembuhan yang

dihitung menggunakan rumus persentase (Pramuditya,2009).

Setelah hasil diameter luka didapat kemudian dilakukan

perhitungan persentase penyembuhan luka (dalam %) dengan

menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

keterangan:Px : persentase penyembuhan hari ke-x (dalam %)d1 : diameter luka hari pertamadx : diameter luka hari ke-x

Dalam preparat histologis dinilai kepadatan serabut kolagen,

ketebalan epitel, dan jumlah fibroblas yang sangat berpengaruh

terhadap penyembuhan luka.

5. Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini akan diperoleh 3 data mikroskopis dan 3

data makroskopis . Data makroskopis meliputi waktu penyembuhan

(dalam hari) dan persentase penyembuhan (dalam %). Sedangkan data

mikroskopis adalah berupa kepadatan serabut kolagen, ketebalan

epitel dan jumlah fibroblast. Data selanjutnya akan dianalisis secara

statistika menggunakan metode analisis Paired T-test dan Repeated

Anova yang dilanjutkan dengan uji Tukey.

I. JADWAL KEGIATAN

Page 11: Documenty

11

Kegiatan penelitian ini direncanakan dalam waktu 5 bulan dengan

perincian sebagai berikut :

NO KEGIATAN BULAN KE-1 2 3 4 5

1 Persiapan alat & bahan penelitian2 Penyiapan subyek uji3 Pembuatan krim ekstrak Curcuma Domestica

Valet 4 Induksi / pembuatan luka bakar, uji efek krim

ekstrak Curcuma Domestica Valet dan pengukuran diameter

5 Dekapitasi subyek uji dan pengambilan jaringan kulit

6 Pembuatan preparat H & E7 Pengamatan dan pengambilan data mikroskopis

(histologi)8 Analisis hasil9 Pembuatan laporan

J. RANCANGAN BIAYA

NAMA KOMPONEN VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH (RUPIAH)

TOTAL (RUPIAH)

Bahan Habis PakaiKrim ekstrak Curcuma Domestica Valet

300 gr 5000 1.500.000,-

Tikus usia 3 bulan 36 ekor 35.000 1.260.000,-Bioplacenton® 5 tube 20.000 100.000,-Masker 2 dos 50.000 100.000,-Gloves sarung tangan 2 dos 50.000 100.000,-Kapas steril 200 gram 45.000,-Aether (anesthesia) 2 liter 100.000 200.000,-Alkohol 70% 1 liter 30.000 30.000,-Pakan tikus (kapasitas 2 bulan)

120 kg 6000 720.000,-

Sekam 1 karung 40.000 40.000,-Total 4.095.000,-

Peralatan PenunjangSpuit injeksi 1 cc 15 bh 3000 45.000,-Pipa PVC plastic ½ m 15.000 7.500,-Pot jaringan 35 bh 2.000 70.000,-Pot salep 5 bh 2.000 10.000,-Jangka sorong (mm) 1 bh 450.000 450.000.-Solder 1 bh 100.000,-Alat cukur 1s 42.500,-Silet cukur 10 dos kecil 7.500 75.000,-Kandang hewan tikus 36 bh 15.000 540.000,-

Page 12: Documenty

12

NAMA KOMPONEN VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH (RUPIAH)

TOTAL (RUPIAH)

Kawat strimin 1s 120.000,-Gunting bedah jaringan 1 set 30.000 30.000,-Sungkup masker 1 bh 100.000,-Toples besar 1 bh 100.000,-Total 1.690.000,-

PerjalananBiaya perjalanan 100.000,-

100.000,-Biaya Lain-lain

Pembuatan preparat H & E

36 bh 30.000 1.080.000,-

Pemotretan preparat 1s 350.000,-Biaya administrasi laboratorium

300.000,-

Pembuatan laporan 250.000,-Dokumentasi 200.000,-Total 2.180.000,-

JUMLAH TOTAL 8.065.000,-

K. DAFTAR PUSTAKA

Akinpelu DA .2000. Antimicrobial activity of Bryophyllum pinnatum leaves. Fitoterapia. 71(2): 193-194.

Barata, Rahadiyan Wahyu. 2009. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) terhadap Bakteri Stapylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 Secara Invintro. Skripsi. Fakultas Kedokteran. FK UMS.

Chandel RS, Rastogi RP. Triterpenoid Saponin and Sapogenin: 1973–1978, Phytochemistry 1979; 19: 1889–1908.

Corwin, E.J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2. Jakarta: Penebar

Swadaya.Dharmojono. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner. Jakarta: Pustaka

Popular Obor. Hlm 25-30.Effendi, C.1999. Perawatan Pasien Luka Bakar. Jakarta: EGC.

Hidayati, Siti Nur. 2006. Uji Antibakteri Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers) terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae. Skripsi.Pendidikan Biologi. FKIP UMS.

Lachman L, Herbert AL, and Joseph LK. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Lana, Ana. 2005. Toksisitas Fraksi Etil Asetat Daun Cocor Bebek Kalanchoe daigremontiana Hamet & Perrier.http://hpt.unpad

Masduki, Imam. 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus dan Ecoli in vitro. Yogyakarta: Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedókteran Universitas Gajah Mada

Page 13: Documenty

13

Moenadjat, S.B. 2003. Luka Bakar dan Penanganannya. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Nayak BS, Marshall JR, Isitor G.2010. Wound healing potential of ethanolic extract of Kalanchoe pinnata Lam. Leaf-A preliminary study. Indian J. Experim. Biol., 48: 572-576.

Prakarsa, Niqko Bayu.2010. Pengaruh Pemberian Getah Buah Pepaya (Carica papaya L.) secara topikal terhadap Lama Waktu Penyembuhan Luka Bakar Termal pada Kulit Tikus Putih.Yogyakarta: KTI Fakultas Kedokteran UMY

Pramuditya, Aditya.2009. Pengaruh Derivat Kulit Kepiting (Chitosan) Secara Topikal Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Kimiawi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).Yogyakarta: KTI Fakultas Kedokteran UMY

Quazi MA, Nazim S, Afsar S, Siraj S, Patel MS.2011. Evaluation of antimicrobial activity of roots of Kalanchoe pinnata. Int. J. Pharmacol. Bio. Sci., 5 (1): 93-96.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).2008. Laporan Nasional Desember 2008. Depkes RI: Jakarta

Sjamsuhidajat, R. & Jong, W.D. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.Sumarnie, dkk. 2010. Identifikasi Senyawa Kimia Dan Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Piper sp. Asal Papua. Jakarta: Bidang Botani, Puslit.Biologi-LIPI CSC

Supratman U, Fujita T, Akiyama K, Hayashi H, Murakami A, Sakai H, Koshimizu K, Ohigashi H.2001. Anti-tumor promoting activity of bufadienolides from Kalanchoe pinnata and K. daigremontiana x tubiflora. Biosci. Biotechnol. Biochem., 65(4): 947-949.

Suratman, Sumiwi, S.A., & Gozali, D. 1996. Pengaruh Ekstrak Antanan dalam Bentuk Salep, Krim dan Jelly terhadap Penyembuhan Luka Bakar : Cermin Dunia Kedokteran No.108. Jakarta. Hlm 31-36.

Wasitaatmadja, S.M. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Anatomi Kulit. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Page 14: Documenty

pembuatan “luka bakar thermal”pembuatan “luka bakar thermal”

14

DIAGRAM PROSEDUR PENELITIAN

KEL IIIdiberi

Bioplacenton®

KEL IIdiberi bahan

krim

KEL Itanpa perlakuan

KEL VIdiberi krim

ekstrak dosis 7,5%

KEL Vdiberi krim

ekstrak dosis 5%

KEL IVdiberi krim

ekstrak dosis 2,5%

KEL IIIdiberi

Bioplacenton®

KEL IIdiberi bahan

krim

KEL Itanpa perlakuan

Pemberian bahan uji krim ekstrak dilakukan setiap hari hingga diameter luka menjadi 0 (sembuh)

Pengukuran diameter luka setiap tiga hari

Pengamatan perkembangan penyembuhan luka setiap hari

LUKA BAKAR SEMBUH

Page 15: Documenty

15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KETUA PENELITI1. Nama : Wiki Lestari2. NIM : 200903100893. Tempat, tanggal lahir : Klaten, 9 Mei 19924. Jenis Kelamin : Perempuan5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter7. Alamat Rumah : Sepet RT03/RW04,Manggis, Mojosongo, Boyolali8. Hp/Email : 085647367503/ [email protected]

Yogyakarta, 15 Oktober 2011Peneliti Anggota 1,

(Wiki Lestari) NIM. 20090310089

PENELITI ANGGOTA 11. Nama : Yanita Dikaningrum2. NIM : 200903100883. Tempat, tanggal lahir : Bantul, 30 Januari 19914. Jenis Kelamin : Perempuan5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter7. Alamat Rumah : Jln. Parangtritis km. 5 Druwo Gede RT 03 no. 1168. Hp/Email : 081915539102/[email protected]

Yogyakarta, 15 Oktober 2011

Pembuatan preparat histology dan analisis data

Perhitungan persentase penyembuhan, waktu sembuhan dan pengolahan data dengan analisis statistik

Kesimpulan penelitian

Page 16: Documenty

16

Peneliti Anggota 2,

(Yanita Dikaningrum) NIM. 20090310088

PENELITI ANGGOTA 21. Nama : Dzikrina Miftahul Fitri Al Fatih2. NIM : 201003101743. Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 17 Juli 19924. Jenis Kelamin : Perempuan5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter7. Alamat Rumah : Perum Sewon Indah B.23, Sewon, Bantul8. Hp/Email : 08562542181/[email protected]

Yogyakarta, 15 Oktober 2011Peneliti Anggota 3,

(Dzikrina Miftahul Fitri Al Fatih) NIM. 20100310174

1.DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DOSEN PEMBIMBING

1. Nama : Sri Tasminatun, M.Si., Apt.2. Tempat, tanggal lahir : Klaten, 6 Nopember 19713. Jenis Kelamin : Perempuan4. Fakultas : Kedokteran5. Pangkat/Golongan/NIK : Penata Muda / IIIA / 173 0366. Bidang Keahlian : Farmakologi7. Alamat Kantor : Jl. Lingkar Barat, Taman Tirto, Kasihan,

Bantul, Yogyakarta8. Alamat Rumah : Kwarasan No.325 RT 14 RW 09 Nogotirto

Telepon : 081 215 625 099. Pengalaman dalam membimbing mahasiswa mengikuti PKM

a. Efek Kemopreventif ekstrak etanolik biji Nigela sativa pada terjadinya kanker kulit mencit terinduksi UV melalui pengamatan indeks mitotik, tahun 2007, PKMAI, mahasiswa menjadi peserta PIMNAS XX

b. Pengaruh fluorida pada masa organogenesis terhadap pertumbuhan janin tikus putih (Rattus norvegicus), PKMAI tahun 2008, mahasiswa mendapat hadiah dari DIKTI

c. Efek kuratif perasan daun sembukan (Paederia foetida L), terhadap skor ulkus lambung tikus putih terinduksi etanol, PKMAI tahun 2009, mahasiswa mendapat hadiah dari DIKTI

d. Pengaruh pemberian salep chitosan secara topikal terhadap waktu penyembuhan luka eksisi pada tikus putih (Rattus norvegicus), PKMP

Page 17: Documenty

17

tahun 2010, mahasiswa mendapat dana penelitian dan menjadi peserta PIMNAS XXIII

e. Efek Aromaterapi lavender untuk mengurangi kecemasan peserta Ujian Akhir Nasional, PKMGT tahun 2010, mahasiswa mendapat hadiah dari DIKTI

f. Efek krim ekstrak kamboja (Plumeria acuminata) terhadap penyembuhan gingivitis, PKMP 2011, mahasiswa mendapat dana penelitian dari DIKTI

Yogyakarta, 15 Oktober 2011Dosen Pembimbing

(Sri Tasminatun, M.Si.,Apt)NIK : 173 036