Upload
dwi-yuliannisa-amri
View
310
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
1
A. JUDUL
Efektifitas Krim Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Valet) terhadap
Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik dan radiasi
(Moenadjat, 2003). Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan
kulit, tetapi juga amat mempengaruhi seluruh sistem tubuh pasien. Pada
pasien dengan luka bakar luas (mayor) tubuh tidak mampu lagi untuk
mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam komplikasi yang
memerlukan penanganan khusus (Effendi, 1999).
Berdasarkan catatan journal of burn care and rehabilitation edisi
1992, diperkirakan ada 2,4 juta kasus luka bakar dalam setahun di Amerika
Serikat. Dari jumlah tersebut ada 650.000 yangditangani oleh ahli medis dan
75.000 ditangani di rumah dan 12.000-nya berakhir dengan kematian (Mer,
2003). Menurut Riset Kesehatan Dasar Depkes RI (2008), prevalensi
kejadian luka bakar di Indonesia sebesar 2,2%. Prevalensi tertinggi terdapat
di provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Riau sebesar 3,8%.
Menurut kelompok umur, prevalensi luka bakar paling banyak dijumpai
pada kelompok umur di bawah satu tahun/bayi (3,3%). Kebanyakan luka
bakar terjadi di rumah ketika memasak atau di kamar mandi karena air
panas atau penggunaan alat elektronik yang yang tidak sesuai. Luka bakar
juga dapat terjadi di lingkungan industri. Anak-anak dan lansia memiliki
resiko tinggi terhadap cedera luka bakar. Kedua kelompok ini memiliki kulit
yang tipis dan rapuh, sehingga kontak dalam waktu yang sebentar dengan
sumber panas dapat mengakibatkan luka bakar ketebalan penuh. Peluang
untuk bertahan hidup lebih besar pada anak yang lebih tua dari 5 tahun dan
pada orang dewasa yang kurang dari 40 tahun (Smeltzer & Bare, 2000).
Semua luka bakar (kecuali luka bakar ringan atau luka bakar derajat
I) membutuhkan penanganan medis yang segera karena beresiko terhadap
infeksi, dehidrasi dan komplikasi serius lainnya (Balletto et al, 2001).
2
Pengobatan luka bakar pada umumnya sangat mahal dan membutuhkan
waktu yang lama. Hal ini menyebabkan banyak orang yang mencari
pengobatan lain seperti obat herbal yang tidak menimbulkan efek samping.
Prinsip back to nature semakin populer di era modern ini. oarng menyakini
hidup lebih sehat dengan memanfaatkan bahan-bahan alami. demikianpun
dalam dunia kesehatan, dengan kemajuan ilmu pengobatan, justru banyak
orang berpaling ke pengobatan tradisional. efek samping obat-obatan kimia
yang sering kali menimbulkan masalah baru yang tak kalah berat, menjadi
salah satu pendorong berkembangnya pengobatan tradisional ini Pengobatan
tradisional juga lebih murah. obat atau ramuan untuk kasus-kasus yang umum
terjadi bahkan bisa dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh.
ramuan tradisional juga relatif aman hingga orang tak perlu risau akan efek
samping Sayangnya masyarakat umum masih kekurangan pengetahuan dan
informasi tentang berbagai jenis tanaman obat Penggunaan bahan alam, baik
itu digunakan untuk obat maupun untuk tujuan yang lain juga semakin
meningkat, terlebih lagi adanya isu back to nature. Pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan juga mendukung pengobatan tradisional yang
berkembang di Indonesia, terutama untuk mengantisipasi harga obat yang
mahal. Untuk itu, telah terbit Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
pembentukan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional
(Sentra P3T) (Dalimartha, 2000).
Salah satu dari keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai obat tradisional adalah Kunyit (Curcuma Domestica
Valet). Curcuma Domestica Valet mengandung a. zat warna kurkuminoid
yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-4% yang terdiri
dari Curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin.
b. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana
turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol,
atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen.
c. Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar
d. Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal,
seng, kobalt, aluminium dan bismuth (Sudarsono et.al, 1996). Minyak atsiri
mempunyai efek koleretik dan bakteriostatika, sedangkan kurkuminoid
3
bersifat kolekinetik.Penelitian terhadap ekstrak kunyit dalam etanol 50%
yang diberikan pada kultur sel hepar yang telah diberi karbon tetraklorida
atau galaktosamin sebagai senyawa hepatotoksik menunjukkan adanya
perbaikan yang nyata. Kunyit diketahui pula mempunyai efek sebagai anti
radang, baik lokal maupun sistemik yang ditimbulkan oleh curcuminoid
Minyak atsiri kunyit mempunyai aktivitas anti bakteri terhadap Eschericia
coli dan anti jamur terhadap Candida albicans. Rimpang kunyit mempunyai
efek antifertilitas pada tikus karena adanya minyak atsiri dan kurkuminoid,
sedangkan efek anti koagulan disebabkan oleh kurkuminoid. Disamping itu
kurkuminoid berefek sebagai anti oksidan dan anti koagulan, sedangkan
kandungan minyak atsiri turmeron dan ar-turmeron mempunyai aktivitas
antiserangga (insect repellant). Rimpang kunyit sendiri diketahui
mempunyai efek anti botulinus.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh krim
ekstrak Curcuma Domestica Valet terhadap penyembuhan luka bakar.
Ekstrak Curcuma Domestica Valet dibuat dalam sediaan krim, sediaan krim
yang digunakan adalah tipe minyak dalam air. Krim tipe minyak dalam air
cocok untuk luka bakar karena mempunyai kemampuan mengabsorbsi
cairan yang keluar dari dalam kulit terbuka. Selain itu, krim tipe minyak
dalam air mudah dicuci, tidak meninggalkan bekas pada kulit atau pakaian
dan menimbulkan rasa nyaman dan dingin setelah air menguap pada daerah
yang digunakan (Lachman, 1994).
C. PERUMUSAN MASALAH
Daun Curcuma Domestica Valet mengandung senyawa kimia
steroid bufadienolide yang mempunyai efek antibakteri, tanin untuk
mempresipitasikan protein dan saponin untuk memacu pembentukan
kolagen. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah krim
ekstrak daun Curcuma Domestica Valet dapat mempercepat penyembuhan
luka bakar pada tikus putih (Rattus norvegicus). Parameter penyembuhan
lukanya adalah waktu sembuh dan persentase penyembuhan luka dari waktu
4
ke waktu dengan didukung data preparat histologis yaitu kepadatan serabut
kolagen, ketebalan epitel dan jumlah fibroblast.
D. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas krim ekstrak
daun Curcuma Domestica Valet terhadap penyembuhan luka bakar pada
tikus putih (Rattus norvegicus) dengan parameter penyembuhan lukanya
adalah waktu sembuh dan persentase penyembuhan luka dari waktu ke
waktu dengan didukung data preparat histologis yaitu kepadatan serabut
kolagen, ketebalan epitel dan jumlah fibroblast.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Dihasilkan sebuah artikel ilmiah dari hasil penelitian ini yang berguna
sebagai referensi ilmiah tentang efek daun Curcuma Domestica Valet
terhadap luka bakar.
2. Bila terbukti krim ektrak Curcuma Domestica Valet berpengaruh
terhadap penyembuhan luka bakar, maka potensial untuk dipatenkan
sebagai obat alternatif yang ekonomis, efisien dan efektif untuk
penanganan luka bakar.
F. KEGUNAAN
1. Memberikan referensi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut bagi
pengembangan daun Curcuma Domestica Valet sebagai agen
penyembuh luka bakar.
2. Apabila terbukti lebih efektif mempercepat penyembuhan luka bakar
maka krim ekstrak daun Curcuma Domestica Valet ini sangat potensial
untuk diaplikasikan di masyarakat sebagai agen penyembuh luka bakar
setelah dilakukan penelitian pada subyek manusia.
G. TINJAUAN PUSTAKA
5
1. Kulit
Kulit merupakan suatu bangunan pembungkus tubuh dan
pelindung organ-organ di dalamnya yang memiliki luas permukaan
pada orang dewasa kurang lebih 1,5 m² (Wasitaatmadja, 2007). Secara
anatomis kulit tersusun atas tiga lapisan pokok (lapisan epidermis,
dermis dan subkutis) dan alat-alat tambahan (kulit adalah kuku, rambut,
kelenjar sebasea dan apokrin (Corwin, 2001).
Secara histologi, kulit tersusun dari bermacam jaringan yang
pada tiap-tiap lapisan kulit berbeda jenisnya. Epidermis disusun oleh
epitel gepeng berlapis tanduk yang terdiri dari 4 jenis yaitu : keratinosit,
melanosit, sel langerhans dan sel merkel. Dermis disusun oleh 2
jaringan ikat yaitu : lapisan papiler di permukaan dan lapisan retikuler
dibawahnya. Lapisan retikuler adalah bagian paling dominan dermis
yang tersusun dari banyak serat kolagen kasar, elastin dan sedikit
retikulin. Sedangkan lapisan papiler tersusun dari serat kolagen halus,
elastin dan retikulin. Lapisan terakhir, subkutis tersusun oleh jaringan
ikat longgar dan jaringan lemak (adipose) (Dharmojono, 2002).
2. Luka Bakar
Menurut Moenadjat (2003), luka bakar dibedakan menjadi tiga
yaitu luka bakar derajat I, luka bakar derajat II dan luka bakar derajat
III. Luka bakar derajat I dengan kerusakan terbatas pada bagian
superfisial epidermis, kulit kering, hipermik memberikan floresensi
berupa eritema, tidak melepuh, nyeri karena ujung saraf sensorik
teriritasi. Luka bakar derajat II dengan kerusakan yang terjadi pada
epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai
proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat. Luka
bakar derajat III dengan kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis
dan lapisan yang lebih dalam, apendises kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit
berwarna abu-abu atau coklat, kering.
3. Penyembuhan Luka Bakar
6
Proses penyembuhan luka dapat dibagi dalam 3 fase yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi dan fase maturasi. Fase inflamasi berlangsung
sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Pembuluh darah yang terputus
pada luka akan menyebabkan pendarahan dan tubuh akan
menghentikannya dengan vasokontriksi, pengerutan ujung pembuluh
darah yang terputus dan reaksi hemostatis (Syamsuhidayat dan Jong,
1997). Fase proliferasi berlangsung sampai minggu ketiga. Pada fase
proliferasi luka dipenuhi sel radang, fibroplasia dan kolagen,
membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol
halus yang disebut granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal
terlepas dari dasar dan mengisi permukaan luka, tempatnya diisi sel
baru dari proses mitosis, proses migrasi terjadi ke arah yang lebih
rendah atau datar (Syamsuhidayat dan Jong, 1997). Fase maturasi
terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan karena gaya gravitasi dan berakhir
dengan adanya jaringan yang baru terbentuk. Fase ini berakhir bila
semua tanda radang sudah hilang. Selama proses ini dihasilkan jaringan
parut yang pucat, tipis dan mudah digerakkan dari dasar. Pada akhir
fase, adanya luka kulit mampu menahan regangan 80% dari kulit
normal. Fase ini berlangsung 3-6 bulan (Syamsuhidayat dan Jong,
1997).
4. Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata)
Curcuma Domestica Valet mengandung alkaloid, triterpenes,
glikosida, flavonoid, polifenol, tannin, saponin, steroid, triterpenoid dan
lipid. Sedangkan pada daunnya mengandung senyawa kimia steroid
yang berupa bufadienolides. Bufadienolides pada Curcuma Domestica
Valet memiliki potensi untuk digunakan sebagai antibakteri, antitumor,
pencegah kanker, dan insektisida (Supratman, 2001; Lana, 2005).
Tanin merupakan zat anti bakteri yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan (Sumarnie, dkk., 2010). Tanin tidak hanya berefek untuk
pengelat tapi juga digunakan untuk perlindungan karena mempunyai
daya antiseptik. Tanin digunakan juga untuk pengobatan luka bakar
7
dengan cara mempresipitasikan protein dan karena ada daya
antibakterinya (Masduki, 1996). Senyawa yang terpenting dan telah
diteliti mempunyai efek menyembuhkan luka terbuka atau luka bakar
adalah senyawa golongan triterpen saponin dengan memacu
pembentukan kolagen (Chandel and Rastogi, 1979).
Beberapa penelitian menyebutkan Curcuma Domestica Valet
mampu mencegah infeksi (antimikroba) (Hidayati, 2006; Barata, 2009).
Ekstrak metanol akar Curcuma Domestica Valet mempunyai
kemampuan antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans (Quazi et al.,
2011). Akinpelu (2000) dalam penelitiannya menemukan bahwa 60%
ekstrak metanol daun Curcuma Domestica Valet mampu menghambat
pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 25 mg/ml.
Selain itu, ekstrak etanol Curcuma Domestica Valet terbukti
bisa menyembuhkan luka eksisi. Dimana pada hari ke-11 terlihat
penyembuhan area luka hewan percobaan yang diberi ekstrak etanol
daun Curcuma Domestica Valet mencapai 85,3%, pada kontrol
negative yang diberi petroleum jelly sebesar 68,0% dan pada kontrol
positif yang diberi mupirocin ointment sebesar 85,5%. Penyembuhan
luka menggunakan ekstrak etanol daun Curcuma Domestica Valet
lebih cepat karena mengandung bufadienolide (tipe dari steroidal
glycoside) (Nayak et al., 2010).
H. METODE PENELITIAN
1. Variabel penelitian
a. Variable bebas : kadar krim ekstrak Curcuma Domestica
Valet 2,5% ,5% dan 7,5%
b. Variable terikat : waktu sembuh, presentase penyembuhan
luka bakar kepadatan kolagen, ketebalan epitel dan jumlah fibroblast
c. Variable terkendali :
8
1) Subyek penelitian adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
galur Spargue Dawley (umur 6-8 minggu dan berat 180-230
gram )
2) Faktor genetik menggunakan tikus satu galur yaitu dari galur
Spargue Dawley dan proses pengambilan menggunakan
randomisasi.
3) Kondisi pakan dan kandang sama.
2. Model yang digunakan
Model penelitian ini adalah eksperimental terhadap hewan uji.
3. Teknik pengumpulan data
a. Pembuatan sediaan krim ekstrak Curcuma Domestica Valet
Pembuatan krim ekstrak Curcuma Domestica Valet dilakukan di
Laboratorium Farmasetika Prodi Farmasi FKIK UMY . Komposisi
100 gram krim sebagai berikut:
BAHAN Kadar Ekstrak dalam krim0% 2,5% 5% 7,5%
Ekstrak Curcuma Domestica Valet
0 gram 2,5 gram 5 gram 7,5 gram
Asam stearat 15 gram 15 gram 15 gram 15 gramGliserin 10 gram 10 gram 10 gram 10 gramTEA 1,5 gram 1,5 gram 1,5 gram 1,5 gramMetilparaben 0,10 gram 0,10 gram 0,10 gram 0,10 gramPropel paraben 0,05 gram 0,05 gram 0,05 gram 0,05 gramAir hingga 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram
b. Pengelompokan hewan uji
Sebanyak 36 ekor tikus ditimbang dan dibagi secara acak
menjadi 6 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 ekor, yaitu:
Kelompok I sebagai kontrol negatif (tanpa perlakuan), Kelompok II
sebagai kontrol negatif (krim ekstrak Curcuma Domestica Valet
0%), Kelompok III adalah kontrol positif (Bioplacenton®),
Kelompok IV diberi krim ekstrak Curcuma Domestica Valet 2,5 %,
Kelompok V diberi krim ekstrak Curcuma Domestica Valet 5 %
dan Kelompok VI diberi krim ekstrak Curcuma Domestica Valet
7,5 %.
c. Induksi luka bakar termal
dx (1) + dx (2) + dx (3) + dx (4)
dx = 4
9
Punggung tikus dicukur bersih sehingga memungkinkan
untuk dibuat luka bakar termal berdiameter 20mm. tikus dianastesi
menggunakan aether secara inhalasi menggunakan sungkup/masker
anastesia dan toples besar, kemudian tikus diinduksi untuk membuat
luka bakar thermal dengan alat penginduksi luka bakar termal 80
watt, 240 volt bersuhu 100 C yang berdiameter 20 mm selama 10
detik (Prakarsa, 2010).
d. Pemberian perlakuan krim ekstrak Curcuma Domestica Valet
Sesaat setelah induksi luka bakar kimiawi, luka yang terjadi
diukur diameternya (pengambilan data awal) kemudian tikus diberi
perlakuan sesuai kelompoknya. Kelompok I dibiarkan tanpa
perlakuan, kelompok II diolesi krim ekstrak Curcuma Domestica
Valet 0% , kelompok III diolesi Bioplacenton® dan kelompok IV, V,
VI diolesi krim ekstrak Curcuma Domestica Valet 2,5%, 5% dan
7,5%. Pemberian semua perlakuan topikal dilakukan setiap hari
sampai luka sembuh.
e. Pengamatan dan pengambilan data
Pengamatan dan pengambilan data makroskopis dilakukan
dengan pengukuran diameter luka setiap hari terus-menerus sampai
luka sembuh dengan indikatornya diameter luka menjadi nol.
Luka yang terjadi diukur diameternya (dalam mm) dengan
cara dihitung rata-ratanya menggunakan rumus :
keterangan:dx : diameter luka hari ke-x (dalam mm)dx (1),(2),(3) dan (4) : diameter luka diukur dalam berbagai arah
(lihat gambar di bawah).
d12 - dx2
Px = x 100 % d1
2
10
f. Pembuatan dan pengamatan Preparat Histologi
Pembuatan preparat histologi dilakukan di Laboratorium PA FK
UGM dan pengamatannya di lakukan di Laboratorium Histologi
FKIK UMY.
4. Analisis Data
Metode untuk menilai waktu penyembuhan luka bakar adalah
modifikasi metode Morton yaitu waktu penyembuhan dihitung dalam
hari berdasarkan pada indikator kesembuhan. Indikator kesembuhan
adalah diameter luka yang diukur dan persentase penyembuhan yang
dihitung menggunakan rumus persentase (Pramuditya,2009).
Setelah hasil diameter luka didapat kemudian dilakukan
perhitungan persentase penyembuhan luka (dalam %) dengan
menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
keterangan:Px : persentase penyembuhan hari ke-x (dalam %)d1 : diameter luka hari pertamadx : diameter luka hari ke-x
Dalam preparat histologis dinilai kepadatan serabut kolagen,
ketebalan epitel, dan jumlah fibroblas yang sangat berpengaruh
terhadap penyembuhan luka.
5. Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini akan diperoleh 3 data mikroskopis dan 3
data makroskopis . Data makroskopis meliputi waktu penyembuhan
(dalam hari) dan persentase penyembuhan (dalam %). Sedangkan data
mikroskopis adalah berupa kepadatan serabut kolagen, ketebalan
epitel dan jumlah fibroblast. Data selanjutnya akan dianalisis secara
statistika menggunakan metode analisis Paired T-test dan Repeated
Anova yang dilanjutkan dengan uji Tukey.
I. JADWAL KEGIATAN
11
Kegiatan penelitian ini direncanakan dalam waktu 5 bulan dengan
perincian sebagai berikut :
NO KEGIATAN BULAN KE-1 2 3 4 5
1 Persiapan alat & bahan penelitian2 Penyiapan subyek uji3 Pembuatan krim ekstrak Curcuma Domestica
Valet 4 Induksi / pembuatan luka bakar, uji efek krim
ekstrak Curcuma Domestica Valet dan pengukuran diameter
5 Dekapitasi subyek uji dan pengambilan jaringan kulit
6 Pembuatan preparat H & E7 Pengamatan dan pengambilan data mikroskopis
(histologi)8 Analisis hasil9 Pembuatan laporan
J. RANCANGAN BIAYA
NAMA KOMPONEN VOLUME HARGA SATUAN
JUMLAH (RUPIAH)
TOTAL (RUPIAH)
Bahan Habis PakaiKrim ekstrak Curcuma Domestica Valet
300 gr 5000 1.500.000,-
Tikus usia 3 bulan 36 ekor 35.000 1.260.000,-Bioplacenton® 5 tube 20.000 100.000,-Masker 2 dos 50.000 100.000,-Gloves sarung tangan 2 dos 50.000 100.000,-Kapas steril 200 gram 45.000,-Aether (anesthesia) 2 liter 100.000 200.000,-Alkohol 70% 1 liter 30.000 30.000,-Pakan tikus (kapasitas 2 bulan)
120 kg 6000 720.000,-
Sekam 1 karung 40.000 40.000,-Total 4.095.000,-
Peralatan PenunjangSpuit injeksi 1 cc 15 bh 3000 45.000,-Pipa PVC plastic ½ m 15.000 7.500,-Pot jaringan 35 bh 2.000 70.000,-Pot salep 5 bh 2.000 10.000,-Jangka sorong (mm) 1 bh 450.000 450.000.-Solder 1 bh 100.000,-Alat cukur 1s 42.500,-Silet cukur 10 dos kecil 7.500 75.000,-Kandang hewan tikus 36 bh 15.000 540.000,-
12
NAMA KOMPONEN VOLUME HARGA SATUAN
JUMLAH (RUPIAH)
TOTAL (RUPIAH)
Kawat strimin 1s 120.000,-Gunting bedah jaringan 1 set 30.000 30.000,-Sungkup masker 1 bh 100.000,-Toples besar 1 bh 100.000,-Total 1.690.000,-
PerjalananBiaya perjalanan 100.000,-
100.000,-Biaya Lain-lain
Pembuatan preparat H & E
36 bh 30.000 1.080.000,-
Pemotretan preparat 1s 350.000,-Biaya administrasi laboratorium
300.000,-
Pembuatan laporan 250.000,-Dokumentasi 200.000,-Total 2.180.000,-
JUMLAH TOTAL 8.065.000,-
K. DAFTAR PUSTAKA
Akinpelu DA .2000. Antimicrobial activity of Bryophyllum pinnatum leaves. Fitoterapia. 71(2): 193-194.
Barata, Rahadiyan Wahyu. 2009. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) terhadap Bakteri Stapylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 Secara Invintro. Skripsi. Fakultas Kedokteran. FK UMS.
Chandel RS, Rastogi RP. Triterpenoid Saponin and Sapogenin: 1973–1978, Phytochemistry 1979; 19: 1889–1908.
Corwin, E.J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2. Jakarta: Penebar
Swadaya.Dharmojono. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner. Jakarta: Pustaka
Popular Obor. Hlm 25-30.Effendi, C.1999. Perawatan Pasien Luka Bakar. Jakarta: EGC.
Hidayati, Siti Nur. 2006. Uji Antibakteri Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers) terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae. Skripsi.Pendidikan Biologi. FKIP UMS.
Lachman L, Herbert AL, and Joseph LK. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Lana, Ana. 2005. Toksisitas Fraksi Etil Asetat Daun Cocor Bebek Kalanchoe daigremontiana Hamet & Perrier.http://hpt.unpad
Masduki, Imam. 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus dan Ecoli in vitro. Yogyakarta: Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedókteran Universitas Gajah Mada
13
Moenadjat, S.B. 2003. Luka Bakar dan Penanganannya. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Nayak BS, Marshall JR, Isitor G.2010. Wound healing potential of ethanolic extract of Kalanchoe pinnata Lam. Leaf-A preliminary study. Indian J. Experim. Biol., 48: 572-576.
Prakarsa, Niqko Bayu.2010. Pengaruh Pemberian Getah Buah Pepaya (Carica papaya L.) secara topikal terhadap Lama Waktu Penyembuhan Luka Bakar Termal pada Kulit Tikus Putih.Yogyakarta: KTI Fakultas Kedokteran UMY
Pramuditya, Aditya.2009. Pengaruh Derivat Kulit Kepiting (Chitosan) Secara Topikal Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Kimiawi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).Yogyakarta: KTI Fakultas Kedokteran UMY
Quazi MA, Nazim S, Afsar S, Siraj S, Patel MS.2011. Evaluation of antimicrobial activity of roots of Kalanchoe pinnata. Int. J. Pharmacol. Bio. Sci., 5 (1): 93-96.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).2008. Laporan Nasional Desember 2008. Depkes RI: Jakarta
Sjamsuhidajat, R. & Jong, W.D. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.Sumarnie, dkk. 2010. Identifikasi Senyawa Kimia Dan Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Piper sp. Asal Papua. Jakarta: Bidang Botani, Puslit.Biologi-LIPI CSC
Supratman U, Fujita T, Akiyama K, Hayashi H, Murakami A, Sakai H, Koshimizu K, Ohigashi H.2001. Anti-tumor promoting activity of bufadienolides from Kalanchoe pinnata and K. daigremontiana x tubiflora. Biosci. Biotechnol. Biochem., 65(4): 947-949.
Suratman, Sumiwi, S.A., & Gozali, D. 1996. Pengaruh Ekstrak Antanan dalam Bentuk Salep, Krim dan Jelly terhadap Penyembuhan Luka Bakar : Cermin Dunia Kedokteran No.108. Jakarta. Hlm 31-36.
Wasitaatmadja, S.M. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Anatomi Kulit. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
pembuatan “luka bakar thermal”pembuatan “luka bakar thermal”
14
DIAGRAM PROSEDUR PENELITIAN
KEL IIIdiberi
Bioplacenton®
KEL IIdiberi bahan
krim
KEL Itanpa perlakuan
KEL VIdiberi krim
ekstrak dosis 7,5%
KEL Vdiberi krim
ekstrak dosis 5%
KEL IVdiberi krim
ekstrak dosis 2,5%
KEL IIIdiberi
Bioplacenton®
KEL IIdiberi bahan
krim
KEL Itanpa perlakuan
Pemberian bahan uji krim ekstrak dilakukan setiap hari hingga diameter luka menjadi 0 (sembuh)
Pengukuran diameter luka setiap tiga hari
Pengamatan perkembangan penyembuhan luka setiap hari
LUKA BAKAR SEMBUH
15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KETUA PENELITI1. Nama : Wiki Lestari2. NIM : 200903100893. Tempat, tanggal lahir : Klaten, 9 Mei 19924. Jenis Kelamin : Perempuan5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter7. Alamat Rumah : Sepet RT03/RW04,Manggis, Mojosongo, Boyolali8. Hp/Email : 085647367503/ [email protected]
Yogyakarta, 15 Oktober 2011Peneliti Anggota 1,
(Wiki Lestari) NIM. 20090310089
PENELITI ANGGOTA 11. Nama : Yanita Dikaningrum2. NIM : 200903100883. Tempat, tanggal lahir : Bantul, 30 Januari 19914. Jenis Kelamin : Perempuan5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter7. Alamat Rumah : Jln. Parangtritis km. 5 Druwo Gede RT 03 no. 1168. Hp/Email : 081915539102/[email protected]
Yogyakarta, 15 Oktober 2011
Pembuatan preparat histology dan analisis data
Perhitungan persentase penyembuhan, waktu sembuhan dan pengolahan data dengan analisis statistik
Kesimpulan penelitian
16
Peneliti Anggota 2,
(Yanita Dikaningrum) NIM. 20090310088
PENELITI ANGGOTA 21. Nama : Dzikrina Miftahul Fitri Al Fatih2. NIM : 201003101743. Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 17 Juli 19924. Jenis Kelamin : Perempuan5. Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta6. Fakultas / Prodi : FKIK / Pendidikan Dokter7. Alamat Rumah : Perum Sewon Indah B.23, Sewon, Bantul8. Hp/Email : 08562542181/[email protected]
Yogyakarta, 15 Oktober 2011Peneliti Anggota 3,
(Dzikrina Miftahul Fitri Al Fatih) NIM. 20100310174
1.DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DOSEN PEMBIMBING
1. Nama : Sri Tasminatun, M.Si., Apt.2. Tempat, tanggal lahir : Klaten, 6 Nopember 19713. Jenis Kelamin : Perempuan4. Fakultas : Kedokteran5. Pangkat/Golongan/NIK : Penata Muda / IIIA / 173 0366. Bidang Keahlian : Farmakologi7. Alamat Kantor : Jl. Lingkar Barat, Taman Tirto, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta8. Alamat Rumah : Kwarasan No.325 RT 14 RW 09 Nogotirto
Telepon : 081 215 625 099. Pengalaman dalam membimbing mahasiswa mengikuti PKM
a. Efek Kemopreventif ekstrak etanolik biji Nigela sativa pada terjadinya kanker kulit mencit terinduksi UV melalui pengamatan indeks mitotik, tahun 2007, PKMAI, mahasiswa menjadi peserta PIMNAS XX
b. Pengaruh fluorida pada masa organogenesis terhadap pertumbuhan janin tikus putih (Rattus norvegicus), PKMAI tahun 2008, mahasiswa mendapat hadiah dari DIKTI
c. Efek kuratif perasan daun sembukan (Paederia foetida L), terhadap skor ulkus lambung tikus putih terinduksi etanol, PKMAI tahun 2009, mahasiswa mendapat hadiah dari DIKTI
d. Pengaruh pemberian salep chitosan secara topikal terhadap waktu penyembuhan luka eksisi pada tikus putih (Rattus norvegicus), PKMP
17
tahun 2010, mahasiswa mendapat dana penelitian dan menjadi peserta PIMNAS XXIII
e. Efek Aromaterapi lavender untuk mengurangi kecemasan peserta Ujian Akhir Nasional, PKMGT tahun 2010, mahasiswa mendapat hadiah dari DIKTI
f. Efek krim ekstrak kamboja (Plumeria acuminata) terhadap penyembuhan gingivitis, PKMP 2011, mahasiswa mendapat dana penelitian dari DIKTI
Yogyakarta, 15 Oktober 2011Dosen Pembimbing
(Sri Tasminatun, M.Si.,Apt)NIK : 173 036